Halaman
115115
115115
115
Kerukunan
Beragama
Pada Pelajaran 8 ini kamu akan mempelajari serta menguasai
beberapa kemampuan berbahasa berikut ini.
1. Kemampuan melengkapi karya tulis dengan daftar pustaka. Dalam
pembelajaran ini, kamu diharapkan mampu melengkapi karya tulis
dengan daftar pustaka yang benar. Dalam hal ini, kamu dapat
memahami penjelasan tentang daftar pustaka yag tersaji di awal
pembelajaran.
2. Kemampuan menulis tanggapan melalui memo. Dalam
pembelajaran ini, diawali dengan penjelasan tentang memo dan
beberapa contoh memo. Setelah itu, kamu diharapkan mampu
menulis tanggapan melalui memo dengan bahasa yang baik.
3. Kemampuan menceritakan isi novel. Mengawali pembelajaran ini,
disajikan kutipan novel yang harus kamu baca dengan cermat.
Setelah membaca, kamu diharapkan mampu menceritakan isi
novel tersebut melalui diskusi kelompok.
Pelajaran
Pelajaran
8
8
116116
116116
116
u
Belajar Efektif
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
untuk SMA/MA Kelas XI Ilmu Alam/Ilmu Sosial
u
A
Melengkapi Karya Tulis dengan Daftar
Pustaka
Pada saat kamu menulis suatu karya tulis, tentu saja kamu
membutuhkan bahan atau data yang akan kamu jadikan uraian atau
pembahasan dalam karya tulis kamu. Salah satu cara dalam mencari
data-data yang dapat dijadikan sebagai bahan karya tulis kamu, adalah
dengan mengutip informasi dari sumber tertulis yang ditulis oleh orang
lain atau mencari data dengan cara studi kepustakaan. Sumber
kepustakaan merupakan sumber tertulis, pada umumnya berbentuk
buku, makalah, maupun artikel, dan berita yang ditulis dalam media
cetak seperti majalah atau surat kabar.
Jika kamu membuat suatu karya tulis dengan metode kepustakaan
semacam itu, maka pada akhir tulisan karya tulis kamu, kamu harus
mencantumkan sumber-sumber yang kamu jadikan referensi atau
rujukan dalam suatu daftar yang disebut
daftar pustaka
atau
bibliografi
.
Dengan mencantumkan daftar pustaka pada akhir karya tulis kamu,
seseorang yang membaca karya tulis kamu dapat merujuk kembali
sumber aslinya. Apakah sumber yang kamu jadikan referensi tersebut
memiliki keterkaitan dengan masalah yang kamu bahas atau tidak?
Apakah informasi yang ditulis itu kamu kutip secara benar atau tidak?
Selain itu dengan mencantumkan daftar pustaka pada karya tulis kamu,
secara tidak langsung akan menambah dan memperluas pengetahuan
orang yang membaca karya tulis kamu.
Cara dan bentuk susunan daftar pustaka cukup beragam,
tergantung dari sifat bahan referensi. Yang paling umum dilakukan
oleh para penulis Indonesia adalah dengan ketentuan sebagai berikut.
1. Pada umumnya penulisan daftar pustaka dicantumkan dalam suatu
bab tersendiri, dan ditempatkan pada bagian akhir karangan.
2. Ditulis berdasarkan urutan alfabetis dari nama pengarang yang
dibalikkan susunannya: nama keluarga, nama kecil, kemudian
gelar-gelar. Hal ini untuk memudahkan penyusunan secara
alfabetis.
3. Jarak antara baris dengan baris ditulis rapat, sedangkan jarak antara
sumber satu dengan sumber lain ditulis renggang.
4. Bila ada beberapa sumber yang ditulis oleh pengarang yang sama,
maka penulisan nama pada berikutnya dapat digantikan dengan
sebuah garis panjang.
5. Bila tidak ada pengarang, maka judul buku atau artikel yang
dimasukkan dalam urutan alfabet.
6. Judul buku harus digarisbawahi atau dicetak miring.
7. Setelah penulisan nama dan judul buku, kemudian diikuti penulisan
data publikasi dengan urutan: tempat publikasi, nama penerbit,
tahun terbit.
8. Pencantuman banyaknya halaman tidak bersifat wajib, dapat
ditiadakan.
9. Perhatikan penggunaan tanda baca yang digunakan seperti tanda
titik, tanda koma, tanda titik dua (lihat contoh).
117117
117117
117
u
Belajar Efektif
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
untuk SMA/MA Kelas XI Ilmu Alam/Ilmu Sosial
u
1
Perhatikan contoh penulisan daftar pustaka berikut ini!
Cara pertama
Ali Lukman, dkk.
Bahasa dan Kesusastraan Indonesia sebagai
Tjermin Manusia Indonesia Baru.
Jakarta:
Gunung Agung, 1967.
Alisyahbana, S. Takdir.
Dari Perjuangan dan Pertumbuhan
Bahasa Indonesia.
Djakarta: PT Pustaka Rakyat,
1957.
__________
.
Tata Bahasa Baru Indonesia.
Djakarta: PT
Pustaka Rakyat, 1953.
Bahtiar Ardian, S.Pd. ”Bahasa Bukan Sekedar Alat
Komunikasi,”
Kompas,
19 Januari, 2003, hal.
5.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan.
Jakarta: Agustus, 1975.
Cara kedua
Ali Lukman, dkk. 1967.
Bahasa dan Kesusastraan Indonesia
sebagai Tjermin Manusia Indonesia Baru.
Jakarta: Gunung Agung.
Alisyahbana, S. Takdir. 1957.
Dari Perjuangan dan
Pertumbuhan Bahasa Indonesia.
Djakarta: PT
Pustaka Rakyat.
Pada cara kedua, tahun terbit diletakkan sesudah nama pengarang.
Sebenarnya masih ada beberapa cara lain dalam penulisan daftar
pustaka, tetapi yang paling sering digunakan kedua cara di atas.
1.
Bentuklah kelompok 3-4 orang siswa.
2. Tentukan bersama kelompok kamu sebuah topik seolah-olah
kamu akan membuat karya tulis.
3. Carilah dan kumpulkan paling sedikit 10 sumber kepustakaan
di perpustakaan sekolah kamu, seperti buku-buku keilmuan,
makalah, artikel, majalah, dan surat kabar yang relevan dengan
topik karya tulis yang telah kamu tentukan.
4. Catatlah data nama pengarang, judul, dan data publikasi
sumber tersebut!
5. Susunlah daftar pustaka berdasarkan hasil catatan kamu,
dengan memperhatikan cara dan ketentuan penyusunannya.
118118
118118
118
u
Belajar Efektif
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
untuk SMA/MA Kelas XI Ilmu Alam/Ilmu Sosial
u
B
Menulis Tanggapan Melalui Memo
Selama ini memo atau pesan singkat selalu diidentikkan dengan
kepentingan surat-menyurat dalam dunia kerja. Banyak orang
memahami memo hanya untuk keperluan komunikasi antara atasan
kepada bawahannya, baik secara resmi maupun tidak resmi. Memo
sebenarnya hanya sekedar istilah lain dari pesan singkat.
Dalam suatu forum diskusi misalnya, terkadang kita ingin memberi
tanggapan kepada teman kamu secara pribadi, dan tanggapan kamu
itu tidak mungkin kamu ungkapkan secara langsung, maka kamu dapat
melakukan tanggapan pribadi kamu tersebut dalam bentuk memo. Hal
semacam ini sering dilakukan dalam suatu forum diskusi resmi atau
rapat-rapat resmi.
Bagaimana cara melakukannya?
Seperti halnya penulisan memo pada umumnya, kamu dapat
menuliskan tanggapan kamu secara singkat dalam secarik kertas,
kemudian kamu sampaikan pesan singkat tersebut oleh kamu sendiri
atau meminta pertolongan panitia diskusi. Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam penulisan memo adalah sebagai berikut.
1. Tulislah pesan secara singkat dan padat. Tulis saja langsung pada
hal-hal pokok yang ingin kamu sampaikan.
2. Bahasa yang kamu gunakan harus mempertimbangkan sejauh mana
keakraban dan kedekatan kamu pada orang yang akan diberi pesan.
Jika kamu merasa tidak begitu akrab dan dekat pada orang yang
akan kamu beri pesan, tulislah memo tersebut dengan bahasa yang
baik dan sopan sehingga tidak menyinggung perasaan orang
tersebut.
3. Cantumkan nama kamu secara jelas pada memo tersebut, agar
memo tersebut dapat dipertanggungjawabkan.
4. Cantumkan nama orang yang kamu tuju agar memo tersebut tidak
salah sasaran.
Perhatikan contoh memo tanggapan dalam suatu forum diskusi berikut ini!
Masukan untuk Pak Haris.
Dari Pak Rustiawan
Penjelasan kamu mengenai pentingnya peningkatan kerukunan
beragama di Indonesia sangat bagus, tapi ada satu hal yang kamu
lupakan dan tidak kamu bahas dalam diskusi kali ini, semua itu
sulit terwujud jika kondisi kesenjangan sosial antarumat beragama
Indonesia masih seperti sekarang ini. Tolong kamu pikirkan dan
renungkan!
Drs. Rust
iawan
119119
119119
119
u
Belajar Efektif
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
untuk SMA/MA Kelas XI Ilmu Alam/Ilmu Sosial
u
2
Tanggapan dan pertanyaan untuk Dr. Saepul Ahyar
Dari: Tuti Maesaroh
Mendengar pendapat Bapak mengenai pentingnya peranan agama
dalam pendidikan keluarga pada garis besarnya saya pribadi
sangat setuju terutama berkaitan dengan keteladaan orang tua.
Lalu bagaimana tanggapan Bapak mengenai pernikahan dua
orang yang berbeda keyakinan dan mereka tetap meyakini
keyakinan masing-masing dalam menanggung keluarga.
Bagaimana dampaknya bagi anak-anak mereka kelak?
Tuti Maesaroh
Untuk Didin
Dari: Saepul
Din ..., tolong tanyakan pada Dr. Ahyar mengenai penjelasan dia
bahwa di masa mendatang bisa saja perkawinan antaragama
diperbolehkan di negara kita. Tolong pertanyakan agar dia mau
mempertegas kembali pernyataannya! Menurut aku, wacana
semacam ini menyesatkan, sebab negara kita bukan negara liberal.
Kamu tahu kan tidak ada satu agama pun yang membenarkannya
kecuali salah satu merubah keyakinannya.
Saepuloh
Lakukan pelatihan dengan langkah-langkah berikut!
1. Tutuplah buku kamu!
2. Simaklah pembacaan teks uraian atau penjelasan seorang
panelis/pembicara dalam suatu forum diskusi berikut ini
dengan tema ”Menyikapi Perbedaan”!
(Uraian penjelasan akan dibacakan oleh salah seorang siswa
yang telah ditunjuk oleh guru kamu)
3. Kondisikan kelas kamu dan diri kamu seolah dalam suasana
diskusi panel!
4. Buatlah tanggapan dalam bentuk memo atas isi uraian yang
dibacakan oleh teman kamu tersebut, dengan ketentuan sebagai
berikut.
a. Buatlah satu memo berisi sanggahan atas isi uraian panelis!
b. Buatlah satu memo berisi tanggapan dan pertanyaan atas
uraian panelis!
120120
120120
120
u
Belajar Efektif
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
untuk SMA/MA Kelas XI Ilmu Alam/Ilmu Sosial
u
C
c. Buatlah satu memo yang ditujukan pada salah satu teman
kamu untuk menanggapi dan mempertanyakan uraian
panelis!
5. Bacakan hasil kerja kamu di depan kelas!
6. Mintalah saran dan pendapat teman kamu atas hasil kerja kamu!
7. Kumpulkan hasil kerja kamu pada guru kamu untuk mendapat
penilaian!
Menceritakan Isi Novel
Baik dan buruknya suatu karya sastra seperti novel, salah satunya
terletak dari kepiawaian pengarang dalam menjadikan pengalaman dan
pengamatannya atas hidup dan kehidupan sekitarnya menjadi seolah-
olah pengalaman kehidupan dirinya. Dengan keterampilan menulisnya,
ia tuangkan apa yang ia pikirkan dan rasakan berdasarkan hasil
pengamatannya itu menjadi karya sastra.
Seorang pengarang karya sastra, tidak hanya sekedar bercerita
tentang perjalanan hidup seseorang (tokoh), tetapi dia berusaha
merenungkan atau mengejawantahkan nilai-nilai hidup dan kehidupan
yang mewarnai perjalanan hidup tokoh. Ia akan berusaha memaparkan
kepada pembaca, prinsip hidup tokoh, keyakinan tokoh, cara pandang
tokoh, dan lain-lain seolah si tokoh adalah pengarang sendiri. Selain
itu seorang pengarang akan berusaha memaparkan pandangan
masyarakat atas persoalan yang dihadapi tokoh, kepercayaan,
pandangan hidup, kondisi sosial, dan lain-lain yang menjadi latar
belakang perjalanan dan lika-liku hidup si tokoh cerita. Dalam hal ini
seolah pengarang menjadi seorang pengamat yang ahli di bidangnya.
Oleh sebab itu, baik dan buruknya suatu karya sastra, salah satunya
terletak dari nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra itu. Nilai-
nilai yang dapat memperkaya batin dan wawasan pembaca tentang
hidup dan kehidupan. Nilai-nilai yang dapat dijadikan cermin dan
bahan introspeksi para pembaca hingga dapat meningkatkan kualitas
hidupnya, baik batiniah maupun lahiriyah.
Bacalah penggalan novel Atheis berikut ini!
A t h e i s
Stasiun Bandung sudah samar-samar diselimuti oleh senja ketika kereta
api dari Cibatu masuk. Matahari sedang mengundurkan diri, pelan-pelan dan
hati-hati seperti pencuri yang hendak meninggalkan kamar menghilang ke
dalam gelap.
Kota Bandung tidak seperti tiga tahun yang lalu
Pada senja hari yang indah seperti itu, di zaman yang lalu kota itu
seolah-olah mulai berdandan, lampu-lampu listrik di jalan-jalan, di
toko-toko, dan di rumah-rumah dipasang, seakan-akan manusia
121121
121121
121
u
Belajar Efektif
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
untuk SMA/MA Kelas XI Ilmu Alam/Ilmu Sosial
u
bersedia untuk mulai berjuang membantu Ormuzd, dewa terang dan
dalam perjuangannya yang abadi melawan Ahriman, dewa gelap. Di
mana-mana bola-bola lampu sudah menyala, riang terang seperti
jambu-jambu api, yang makin lama makin terang untuk berbaur yang
akhirnya menjadi suatu lautan dan cahaya yang terang benderang.
Orang-orang, mobil-mobil dan kendaraan-kendaraan lain bergerak-gerak
di atas dasar segara. Kebaya merah, rok kuning, stelan gabardin,
beriring-iring, berpapasan, susul-menyusul, di atas trotoar, depan toko-
toko yang bermandi cahaya. Packkard, Ford, Erskine, Willys mengkilap-
kilap di atas aspal, menyiku Fongers, Raleig, Humber, dan mobil-mobil
cap ”kuda” ke pinggir. Benar kata orang bahwa kota Bandung yang
mendapat julukan ”Paris di Pulau Jawa” mulai hidup dari jam sore.
Tapi lain dulu lain sekarang
Tidak demikian halnya, ketika kereta api masuk stasiun sore itu.
Ahriman agaknya sudah bisa melumpuhkan semangat Ormuzd. Tak
berani lagi Ormuzd berpesta di kota Bandung. Bandung sekarang
seolah-olah sedang berkabung. Kini tak ada lagi lampu-lampu yang
terang benderang itu. Tak ada lagi toko-toko bermandi cahaya. Tak
ada lagi kendaraan-kendaraan yang bersimpang siur. Beberapa lampu
yang jauh-jauh jaraknya terpencil yang satu dari yang lain, seperti ragu-
ragu agaknya memberikan cahaya, laksana putri Timur yang ragu-ragu
pula menyiarkan cahaya kecantikannya karena wajahnya ditutup
dengan tudung telingkup. Lampu-lampu itu pun diselubungi semuanya
dengan sebuah selubung dari timah sari yang dicat hitam, sehingga
tak ada cahaya yang ke pinggir atau ke atas, melainkan hanya ke bawah
saja, ke atas jalan aspal. Dan di sana cahaya bulat-bulat seperti bulan
purnama yang sedang pudar cahayanya.
Truck-truck yang penuh dengan serdadu Jepang mondar-mandir
terbang dengan bergemuruh di atas jalan. Lampunya bergerak-gerak
di dalam gelap seperti bola-bola biru menari-nari, sepasang-sepasang.
Selain truck-truck dan mobil-mobil Jepang yang begitu banyak itu
ada juga beberapa delman, yang rupanya lekas-lekas hendak pulang,
seperti burung-burung di kala senja buru-buru mencari sarangnya.
Maklumlah, akhir-akhir ini seringkali ada bahaya udara. Kecuali
kendaraan-kendaraan tersebut, jalan-jalan itu boleh dibilang sepi sama
sekali. Persis pukul 6.36 (menurut jam Jepang sudah jam 8.06) kereta
api masuk stasiun. Jadi sudah mulai gelap.
Hasan lekas-lekas turun. Tas pakaiannya dijinjingnya, dan
mantelnya diselampaikannya di atas pundaknya. Seperti penumpang
yang lain, ia pun bergegas-gegas meninggalkan gedung stasiun. Di atas
tangga ia berdiri sebentar, melihat ke kiri ke kanan mencari delman
atau becak. Tapi satu dua delman yang ada di halaman sudah diambil
orang lain. Karena itu, Hasan terpaksa berjalan kaki dengan harapan
mudah-mudahan di tengah jalan akan bertemu dengan delman atau
becak yang kosong.
Sebetulnya ia merasa terlalu lelah dan lemas untuk menempuh jalan
ke rumahnya di Tegallega itu. (Sejak ia bercerai dengan Kartini, ia tidak
lagi ke rumah di Lengkong Besar, tetapi pindah ke Tegallega). Terseok-
122122
122122
122
u
Belajar Efektif
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
untuk SMA/MA Kelas XI Ilmu Alam/Ilmu Sosial
u
seok ia berjalan. Dan tidak ada kuli lagi. Pakaian dalam tasnya terasa
sudah menjadi batu semuanya. Tangannya yang menjinjing itu lengket,
karena keringat. Lekat seperti memegang dodol. Karena itu tasnya itu
berpindah-pindah saja dari tangan kiri ke tangan kanan, dari tangan
kanan ke tangan kiri. Dan bersama itu bahunya turun naik, seperti
neraca.
Ia terseok-seok terus. Berkali-kali dilalui oleh orang-orang lain yang
lebih cepat jalannya. Hari makin gelap.
Persis pada simpangan jalan Suniaraja, terdeng
arlah tiba-tiba sirine
berbunyi. Ngeooong, nge
oooong ...... ngeoooooong .......
Kusyu keiho! Kusyu keiho! teriak orang-orang yang pada lari
mencari lubang perlindungan. Kusyu keiho! Kusyu keiho! sambung
seorang laki-laki yang berteriak-teriak dengan menggunakan sebuah
corong pengeras suara. Ia pakai sepeda lari ke sana ke mari dengan
corong depan mulutnya, seperti seekor burung ganjil layaknya yang
besar paruhnya.
Orang-orang pada ribut. Yang satu lari ke sini, yang satu lagi lari
ke sana. Seperti ayam-ayam takut elang. Tiap-tiap kaki lari cepat. Tiap-
tiap hati berdebar-debar. Tiap-tiap mata mencari perlindungan yang
paling dekat.
Hasan bingung. Ia bergegas ke sebuah lubang perlindungan yang
tidak jauh letaknya dari sana. Tapi dilihatnya sudah terlalu penuh. Tidak
jadi masuk. Mencari perlindungan lain. Mantelnya menggelosor dari
bahunya, jatuh ke bawah. Dipunggutnya.
Ayo, Bung! Lekas berlindung! Teriak seorang keibodan dengan
picinya dari anyaman bambu, dan memegang senapan dari kayu.
Dengan menyeret-nyeret mantelnya yang menyapu jalan, Hasan
bergegas lagi mencari perlindungan lain. Lari ia tidak berani. Takut
akan penyakit paru-parunya. Napasnya mengkrak-mengrik.
Sirine mengaung-ngaung terus. Dan lampu-lampu sudah padam
semua. Mati serentak seolah-olah tertiup semuanya oleh napas sirine
yang berputar-putar di udara seperti kincir. Radio umum sudah
bungkam juga, seperti suara gaang dalam tanah yang tiba-tiba berhenti
karena mendengar langkah orang. Dan mobil-mobil serta kendaraan-
kendaraan lain sudah berlindung di tepi-tepi jalan yang sembunyi tidak
terlihat dari udara. Jalan-jalan mendadak sepi. Hitam. Bungkam. Mati.
Ya, mati semua-muanya. Gudang-gudangan mati, toko-tokonya
mati. Lampu-lampunya, radio-radionya, mobil-mobilnya semua mati.
Akan tetapi, tidak demikiannya dengan orang-orangnya. Orang-
orangnya tidak mati. Baru hanya takut mati.
Hasan sudah dalam perlindungan lain.
Masuk terus! Perintah si Amin seorang keibodan yang bekerja
sehari-hari sebagai kuli binatu. Hasan didorong-dorongnya dari
belakang, sehingga tersonggok-songgok masuk makin dalam
menyusuk ke dalam lubang yang gelap itu.
Duduk semua: (perintah si Amin pula) Hai! Buang itu rokok semua
(cara membentak ala Jepang terhambur dari mulut si Amin).
Mas Karto yang lupa aturan kusyu keiho lekas membuang rokok
kreteknya.
123123
123123
123
u
Belajar Efektif
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
untuk SMA/MA Kelas XI Ilmu Alam/Ilmu Sosial
u
3
Mbok Karto mengomel:
Kok, wong tua tidak tahu aturan, kaya bocah cilik saja. Daripada
minta-minta dari Tuhan supaya selamat semuanya, ini kok mengepool
saja. Hus!
Kemudian bibir orang perempuan itu kernyut-k
ernyut membaca surat
fatehah dan kulhu dengan maksud supaya jangan ada bom jatuh di
sana.
Hasan duduk di samping mas Karto. Hasan pun mengucap syukur
karena mas Karto tidak merokok. Asap rokok tidak baik bagi orang
yang berpenyakit TBC.
Sebentar kemudian sunyi-senyaplah dalam perlindungan itu,
seperti dalam kuburan. Sirine sudah tidak berbunyi lagi. Dan orang-
orang sudah bungkam semuanya, seperti mayat dalam kuburan. Hanya
sekali-sekali jangkrik mengkerik di bawah bangku perlindungan. Krik-
krik-krik-krik-krik. Sekali-sekali terdengar juga suara bibir Bok Karto
mendesis-desis membaca kulhu dan fatehah.
Masing-masing orang dengan pikirannya s
endiri-sendiri. Tapi tiap
hati berdenyut seirama: takut mat
i. Berdenyut seirama pula: mohon
selamat kepada Tuhan. Dan tiap muka tak bersinar. Apa bedanya
keadaan mereka itu dengan tikus-tikus yang takut kucing, atau anak-
anak ayam yang takut elang? Mungkin bedanya cuma karena ayam
atau kucing tidak berdenyut dalam hatinya minta selamat kepada
Tuhan. Tapi, entahlah, itu tidak bisa kita kontrol, k
arena kita tidak
mengerti bahasa kucing atau ayam.
Hasan merenung-renung. Ia pun takut mati. Perasaan demikian itu
akhir-akhir ini makin sering mengganggu dia. Mungkin karena ia
merasa, bahwa penyakit paru-parunya sudah makin berat lagi. Dan
dalam ketakutan itu segala dongeng-dongeng dahulu ketika kecil
tentang mereka, malaikat, jin dan lain-lain itu hidup kembali dalam
khayalnya. Makin hidup khayalnya, makin takut ia. Dan dalam keta-
kutan, ia merasa bahwa ia hanya sesuatu makhluk yang kecil sekali
yang tidak berdaya apa-apa. Dengan seluruh jiwanya bersujudlah ia
kembali kepada Tuhan, memohon-mohon kepada-Nya, supaya ia lekas
baik dari sakitnya, dan sekarang di dalam lubang itu, supaya ia selamat
jangan kena bom. Makin keras ia memohon kepada Tuhan, makin
tentramlah ia merasa dalam hatinya. Lupa ia akan segala ucapan dan
ajaran Rusli tentang tidak ada Tuhan. Bahkan ia sekarang merasa lebih
dekat lagi kepada Tuhan.
Kerjakan pelatihan dengan langkah-langkah berikut ini!
1. Bentuklah kelompok 4 – 5 orang siswa!
2. Bacalah penggalan novel ”Atheis” tersebut secara teliti!
3. Pahami dan renungkan dialog antartokoh serta perasaan dan
jalan pikiran para tokohnya!
124124
124124
124
u
Belajar Efektif
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
untuk SMA/MA Kelas XI Ilmu Alam/Ilmu Sosial
u
Sasaran Kompetensi
4. Diskusikan hal-hal yang menarik serta nilai-nilai yang
terkandung dalam penggalan novel tersebut, yang dapat
memperkaya pengetahuan dan wawasan kamu dalam hidup
dan kehidupan ini. Misalnya tentang prinsip dan pandangan
hidup, keyakinan atau keimanan, moral, budaya, tradisi,
kepercayaan, dan lain-lain.
5. Rumuskan hal-hal yang menarik serta nilai-nilai yang
terkandung dalam penggalan novel tersebut dalam bentuk
komentar atau tanggapan!
6. Ungkapkan dan presentasikan hasil diskusi kamu dalam bentuk
diskusi kelas!
7. Sebelum kelompok kamu mengungkapkan atau mempresen-
tasikan hasil kerja kelompok, mintalah salah satu anggota
kelompok untuk menceritakan kembali penggalan novel
dengan menggunakan bahasamu sendiri terlebih dahulu!
8. Siswa atau kelompok yang lain mengomentari atau menanggapi
hasil kerja kelompok kamu.
9. Jika timbul pertanyaan dan komentar atas hasil kerja kelompok
kamu, usahakan setiap anggota kelompok untuk saling
membantu menjawab.
1. Bacalah novel
Atheis
yang terdapat di perpustakaan sekolah
kamu secara keseluruhan.
2. Buatlah ringkasan ceritanya dan ceritakan kembali isi cerita
novel yang kamu baca tersebut di depan kelas!
3. Ungkapkanlah komentar kamu mengenai hal-hal yang menarik
serta nilai-nilai yang terkandung dalam Novel
Atheis
yang kamu
baca tersebut!
1. Daftar pustaka adalah bagian pelengkap dalam sebuah karya
tulis ilmiah. Daftar pustaka berisi nama penulis buku lengkap
dengan tahun terbit, judul buku, kota terbit, dan tahun terbit
yang digunakan sebagai acuan dalam menulis karya ilmiah.
2. Memo adalah surat perintah dari seseorang untuk orang lain
yang ditulis secara singkat, jelas, dan tegas.
3. Menceritakan isi novel adalah mengungkapkan kembali isi
novel yang telah dibaca dengan cara dan bahasa sendiri.
125125
125125
125
u
Belajar Efektif
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
untuk SMA/MA Kelas XI Ilmu Alam/Ilmu Sosial
u
Sudahkah kamu menguasai berbagai kemampuan berbahasa dalam
Pelajaran 8 ini? Untuk mengukur dan meningkatkan kemampuanmu, coba
kamu praktikkan dalam kehidupanmu sehari-hari berbahasa berikut ini.
1. Cari beberapa judul buku yang berbeda, yang terdapat di perpustakaan
sekolahmu. Daftarkan judul buku sesuai dengan ketentuan menulis daftar
pustaka.
2. Misalnya kamu seorang ketua osis di sekolahmu. Kamu memerintahkan
kepada seksi kerohanian untuk membuat proposal kegiatan peringatan
Maulid Nabi. Berdasarkan pernyataan tersebut tulislah perintah dalam
bentuk memo.
3. Carilah sebuah novel. Bacalah novel tersebut dengan cermat. Ceritakan
secara tertulis novel yang kamu baca tadi dengan bahasa yang baik.
8
I.
Pilihlah salah satu jawaban yang benar!
1. Perhatikan identitas buku di bawah ini:
1.
Judul Buku
: Menulis Secara Populer
2. Pengarang
: Ismail Marahimin
3. Penerbit
: Pustaka Jaya
4. Tahun Terbit
: 1993
5. Kota Terbit
: Jakarta
Penulisan daftar pustaka yang sesuai dengan EYD adalah ...
a.
Ismail Marahimin,
Menulis secara populer
, Pustaka Jaya : Jakarta.
1993.
b.
Marahimin, Ismail 1993.
Menulis secara Populer
. Jakarta : Pustaka
Jaya
c.
Ismail, Marahimin, 1993.
Menulis secara Populer
. Jakarta : Pustaka
Jaya
d.
Marahimin Ismail,
Menulis secara Populer
. Menulis secara
Populer 1993.Jakarta : Pustaka Ja
ya.
e.
Marahimin Ismail 1993.
Menulis secara Populer
. Jakarta : Pustaka
Ja
ya.
2. Dalam karya tulis, daftar pustaka termasuk ke dalam bagian ....
a.
bagian pelengkap pendahuluan
b.
bagian isi
c.
bagian kesimpulan
d.
bagian pembahasan
e.
bagian pelengkap penutup
126126
126126
126
u
Belajar Efektif
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
untuk SMA/MA Kelas XI Ilmu Alam/Ilmu Sosial
u
3.
Unsur memorandum di atas yang kurang adalah ....
a.
alamat
b.
salam pembuka
c.
perihal
d.
salam penutup
e.
waktu
4.
Ujian praktik tahun pelajaran 2005/2006 akan dilaksanakan awal
bulan April 2006. Kepala Sekolah meminta kepada Ibu dan Bapak
Guru yang bersangkutan supaya menyerahkan naskah soal ujian
praktik paling lambat 25 Maret 2006 kepada wakil kurikulum.
Berdasarkan ilustrasi tersebut, kalimat memo yang tepat adalah ...
a.
Serahkan naskah soal ujian praktik kepada wakil kurikulum,
paling lambat 25 Maret 2006.
b.
Harap naskah soal ujian praktik diserahkan kepada kami paling
lambat 25 Maret 2006.
c.
Saya minta Ibu dan Bapak Guru menyerahkan naskah soal ujian
praktik paling lambat 25 Maret 2006 di kurikulum.
d.
Saya minta tanggung jawab Ibu dan Bapak Guru untuk segera
menyerahkan naskah soal ujian praktik, paling lambat 25 Maret
2006.
e.
Saya mengharapkan naskah soal ujian praktik untuk tidak
terlambat kami terima, paling lambat 25 Maret 2006. Jangan
terlambat!
5.
Dalam tulisan ini akan ditemukan sistem keamanan lingkungan.
Artinya, sistem tersebut akan ditinjau secara teoritis atas dasar
asumsi bahwa warga masyarakat biasa pun mempunyai kewajiban
untuk menjaga dirinya maupun sesama warga masyarakat.
Kesadaran akan kewajiban ini tidak akan timbul dengan sendirinya
sehingga perlu ada dorongan tertentu tidak harus berdasarkan
pengorbanan.
MEMORANDUM
Kepada
: Bapak Drs. Sayidiman
Dari
: Direktur PPSM
Kami menyetujui dan menunjuk Bapak, mewakili PPSM untuk
membantu BLKA sesuai dengan surat terlampir.
Terima kasih.
Drs. Bogy, M.Pd.
127127
127127
127
u
Belajar Efektif
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
untuk SMA/MA Kelas XI Ilmu Alam/Ilmu Sosial
u
Penggalan karya tulis di atas terdapat pada bagian ....
a.
abstrak
b.
kata pengantar
c.
pendahuluan
d.
isi
e.
penutup
6.
Saat itu aku dihadapkan pada suatu dile
ma. Apakah aku akan mendekatinya
dan terus terang mengatakan kepadanya siapa aku ini sebenarnya atau
tetap begini saja seterusnya. Semenjak aku menjadi mandor kebun, aku
tidak pernah berhubungan lagi dengan Mas Sudibyo.
Watak tokoh “aku” yang terlihat dalam penggalan novel adalah ....
a.
egoistis
b.
ceroboh
c.
lemah
d.
penyabar
e.
peragu
7.
Berikut ini termasuk instrinsik novel,
kecuali
....
a.
tema
b.
alur
c.
rima
d.
sudut pandang
e.
latar
8
. Kelompok seminar membuat karya tulis dengan tema “Bahaya
Merokok bagi Remaja.”
Rumusan latar belakang yang sesuai dengan tema karya tulis
tersebut adalah ...
a.
Banyak perokok disebabkan oleh pergaulan remaja.
b.
Perokok pasif lebih berbahaya dibandingkan dengan perokok
aktif.
c.
Dewasa ini banyak ditemukan penyakit akibat merokok, di
kalangan remaja.
a.
Iklan rokok sebagai pengembang devisa negara.
b.
Tidak hanya kaum pria, kaum wanita pun banyak menjadi
perokok.
9.
Judul makalah: trauma yang dialami anak
Penulisan judul makalah tersebut yang tepat adalah ....
a.
Trauma yang dialami anak
b.
Trauma yang Dialami Anak
c.
Trauma Yang Dialami Anak
d.
TRAUMA yang DIALAMI ANAK
e.
Trauma yang dialami ANAK
128128
128128
128
u
Belajar Efektif
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
untuk SMA/MA Kelas XI Ilmu Alam/Ilmu Sosial
u
10.
“Walau apa katamu terhadapku, walau kau caci maki aku, kau
kutuki aku, aku terima. Tapi untuk membiarkan Masri dan Ami
hidup sebagai suami istri, padahal Tuhan telah melarangnya,
o..o..o.. itu telah melanggar prinsip hidup setiap orang yang percaya
pada-Nya. Kau memang telah berbuat sesuatu yang benar sebagai
ibu yang mau memelihara kebahagiaan anaknya. Tapi, ada lagi
kebenaran yang lebih mutlak yang tak bisa ditawar-tawar lagi, lyah,
yakni kebenaran yang dikatakan Tuhan dalam kitab-Nya. Prinsip
hidup segala manusialah menjunjung kebenaran Tuhan.”
Kemarau, A.A.Navis
Nilai agama yang terdapat dalam kutipan novel tersebut adalah
....
a.
segala keputusan hendaknya selalu dikembalikan pada ajaran
agama
b.
kesabaran seorang ayah dalam menghadapi perilaku anak-
anakn
ya
c.
Tuhan melarang perkawinan beda agama
d.
keihklasan seorang ibu dalam membahagiakan anaknya
e.
melanggar prinsip agama mendatangkan kesengsaraan
II. Jawablah pertanyaan berikut dengan benar!
1. Tuliskan langkah-langkah bila kamu akan menceritakan isi novel
2.
Apa yang dimaksud daftar pustaka?
3. Tuliskan urutan penulisan daftar pustaka!
4. Apa yang kamu ketahui tentang memo?
5. Sebutkan unsur-unsur yang harus ada dalam sebuah memo!